KATA PENGANTAR
Puji
syukur Dan terima kasih patut dipanjatkan kehadirat Tuhan yang Maha
Esa, yang kerena ridoh dan pertolonganNya, buku ini dapat kami selesaikan dengan
baik yang akan kami presentasikan sebagai program pemelajaran makroekonomi ,
dan kepada Ibu dosen pengajar, sehingga kita dapat lebih banyak memehami
tentang perekonomian, baik dalam bidang konsumsi, tabungan, inventasi dan juga
Pendapatan nansional . Kami Memaparkan tentang keadaan perekonomian baik dalam negeri maupun dari luar negeri yang
dapat kita pahami apa sebenarnya tujuan dari perekonomian itu , sehingga kita bukan sekedar pendengar saja ,
tetapi kita sudah ikut pelaku kegiatan perekonomian dan pengembang Perekonomian
tentunya.
Dalam
perekonomian dalam negeri maupun luar negeri kita akan dapat mengetahui apakah
dampak yang mengakibatkan perekonomian kita lebih rendah dibandingkan dengan Perekonomian
Negara-negara berkembang atau sebut saja Negara bagian Eropa . Buku ini juga mengkaji tentang keadaan perekonomian di
Indonesia saat ini . Seperti guncangnya keadaan
perekonomian di Negara ini yang
diakibatkan kenaikan BBM subsidi yang sangat membebani masyarakat pada umumnya ,
kita juga akan mengetahui apa dampak yang akan di timbulkannya dan bagimana
cara Untuk megatasinya.
Natinya
buku ini akan kami persentaikan kami
akan coba mengkaji sebaik mungkin hingga dapat mencapai sasaran yang di
harapkan , apa mempengaruhi Konsumsi , pengaruh dari tabungan Inventasi dan
juga Pendapatan Nasional. Semua akan kita kaji secara terperinci . kami juga tidak akan pernah lupa mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya buat dosen pengajar Ibu Nina Purnasari, SE,MSi yang telah membina kami dan berkat
pantawan beliaulah kami dapat menyelesaikan buku ini sebagaimana yang kita
harapkan. Tentunya buku ini juga masih mempunyai banyak kekurangan baik dalam
segi penyusunan bahasa tulisan dan masih banyak kelemahan lainnya, maka kritik dan
saran sangat kami harapkan dari saudara , demi pengembangan dan penyempurnaan buku ini
untuk dapat lebih bermakna dan bermanfaat bagi Pembaca tercinta.
BAB
I
PENDAHULUAN
Soal ekonomi adalah bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Keuangan adalah sesuatu
yang tidak dapat dihindarkan dalam kegiatan ekonomi, baik pada suatu organisasi
untuk tujuan produksi maupun suatu organisasi rumah tangga yang bersifat
konsumtif. Karena itu, kita harus dapat menyikapi bagaimana cara mengkonsumsi
sesuatu barang agar tidak berlebihan, yaitu dengan cara menghentikan kebiasaan
menghabiskan uang, lalu uang tersebut dapat untuk ditabung agar tidak terjadi
pemborosan materi yang akibatnya akan merugikan diri kita sendiri.
ÿ Dampak
konsumsi kepada diri kita
ÿ Faktor
pengaruh konsumsi
ÿ Bagaimana
menghadapi kecenderungan menabung
ÿ Pembuatan
keputusan dalam berkonsumsi
ÿ Memuaskan
kebutuhan rohani
ÿ Mengkonsumsi
barang dalam jumlah dan jenis yang sama
ÿ
Tabungan atau saving
ÿ
Tujuan Inventasi
ÿ
Dampak dari ketidak
seimbangan Pendapatan Nasional
Manfaat dari makalah ini
adalah, kita dapat mengetahui kerugian apa yang kita dapati jika kita terlalu
banyak mengkonsumsi barang yang begitu tidak kita perlukan. Untuk apa
mengkonsumsi sesuatu dengan berlebihan dan mengikuti life style dijaman
sekarang. Ada baiknya sedikitnya uang tersebut kita sisihkan untuk ditabung. Karena
menabung juga sangatlah penting untuk kebutuhan yang tak diduga.
BAB II
PENGERTIAN KONSUMSI DAN TABUNGAN
2.1 Pengertian Konsumsi
Konsumsi merupakan kegiatan
menggunakan, mengurangi atau menghabiskan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan. Berikut pengertian konsumsi menurut para ahli, sebagai berikut:
- Menurut Drs. Hananto dan Sukarto T.J.
Konsumsi adalah bagian dari penghasilan yang di pergunakan untuk membeli
barang-barang atau jasa-jasa guna memenuhi hidup.
- Menurut Albert C Mayers. Konsumsi
adalah penggunaan barang-barang dan jasa yang langsung dan terakhir guna
memenuhi kebutuhan hidup manusia
- Menurut ilmu ekonomi. Konsumsi
adalah setiap kegiatan memanfaatkan, menghabiskan kebutuhan demi menjaga
kelangsungan hidup.
Semakin besar pendapatan seseorang maka akan
semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya pengeluaran
konsumsi terhadap tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi (Marginal
Propensity to Consume, MPC). Sedangkan besarnya tambahan
pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to Save,MPS).
Pola konsumsi yang dialami masyarakat atau rumah tangga keluarga secara
umum bahwa semakin besar pendapatan maka akan semakin besar pula
jumlah pengeluaran konsumsinya.
2.2 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Konsumsi
Di
pasar, konsumen membeli barang serta jasa yang diperlukan. Barang dan jasa itu
berbeda antara pembeli satu dengan pembeli lainnnya. Perbedaan itu mencakup
jenis, corak, jumlah, mutu, dan model.
Hal ini terjadi oleh karena
beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam kegiatan konsumsinya.
Faktor-faktor yang dimaksud antara lain:
Ø Pendapatan
Pendapatan
adalah balas jasa yang diterima oleh pemilik factor produksi . semakin tinggi
pendapatan rumah tangga , maka tingkat konsumsinya akan semakin tinggi.
Sebalikna jika pendapatan kecil maka konsumsinya juga kecil.
Ø Harga-harga
barang dan jasa
Banyak
sekitnya barang yang akan dikonsumsi tergantung harga barang
Ø Kebiasaan
konsumen (sikap)
Sikap
seorang mempenaruhi tingkat konsumsi. Jika pola hidupnya boros maka ia
cenederung konsumtif.
Ø Adat-istiadat,
adat-istiadat akan mempengaruhi konsumsi. Misalnya dalam upacara ritual
dibutuhkan barang barang tertentu. Jenis dan banyak barang yang dibutuhkan
tentu sesuai dengan upacara ritual serta tempet adat istiadat yang bersangkutan
itu tumbuh. Dengan demikian perbedaan adat-istiadat antar daerah ini tentunya
kan mempengaruhi tingkat konsumsi.
Ø Mode
barang.
Mode
barang yang lagi ngetrend mempengaruhi orang untuk melakukan konsumsi. Misalnya
saat sedang menjadi mode, barang tertentu banyak diminati sehingga selalu laku
dipasar. Dengan demikian, mode dapat mempengaruhi tingkat konsumsi.
Ø Barang
subtitusi.
Barang
sibtitusi (pengganti) pada gilirannya akan mempengaruhi konsumsi. Jika harga
barang jenis A mahal, maka kita mencari barang subtitusi dari barang A yang
lebih murah. Misalnya, ember plastic merek tertentu naik harganya. Keadaan ini
mendorong para ibu mencari ember plastik merek lain yang lebih murah.
Selain itu ada juga fator-faktor lain yang sangat mempengaruhi konsumsi
diantaranya sebagai berikut :
y
Pendapatan-pandapatan
yang meningkat biasanya otomatis diikuti dengan peningkatan pengeluaran
konsumsi. Contoh, seseorang yang tadinya makan lauk apa adanya atau seseorang
makannya 2 kali satu hari, ketika mendapat pekerjaan yang menghasilakan gaji
yang besar maka akan makan lebih bergiji atau lebih mahal dan orang yang
tedinya makan dua kali bisa jadi 3 kali ketika mendapat tunjangan pendapatan
dari kerjaannya.
y
Kekayaan
orang kaya punya banyak asset rill biasanya mengeluarkan pengeluaran konsumsi
yang besar . contohnya; seperti seorang yang memiliki banyak rumah kontrakan
dan rumah kost biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja.
Dengan demikian orang tersebut dapat membeli banyak barang dan jasa karena
punya banyak masukan dari hartanya.
y
Tingkat
bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena
orang lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan deposito yang
tinggi dibanding dengan pembelanjaan yang banyak uang.
y
Perkiraan
masa depan yang was-was tentang nasib yang akan dating akan menekan konsumsi.
Biasanya seperti orang yang mau pensiun punya anak yang butuh biaya sekolah,
dan orang yang sakit yang butuh perobatan, dan lain sebagainya.
y
Konsumsi
penduduk dalam suatu wilayah jika yang
usia kerjanya produktif banyak
maka konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi
suatu daerah tersebut akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya
manusia di wilayah itu tinggi-tinggi maka tingakat pengeluaran daerah tesebut
menjadi tinggi.
y
Jumlah
penduduk, jika suatu daerah sedikit sekali maka biasanya konsumsi sedikit jika
suatu daerah lainnya berpenduduk banyak maka tingkat konsumsinya besar juga.
y
Kebiasaan
adat social Budaya. Suatu kebiasaan di wilayah dapat mempengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Di daerah yang memang teguh adat istiadat untuk hidup
sederhana biasana memiliki tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan wilayah yang
biasanya gemar pesta adat biasanya memiliki pengeluaran yang besar.
y
Gaya
hidup seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat yang tinggi
jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik kepada
orang lain maupun kartu kredit.
v Teori Konsumsi
Teori Keynes (Ceynesian consumbtion
Model). Keynes menjelaskan bahawa konsumsi saat ini (corrent consumbtion)
sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposable saat ini (corrent disposable
income). Jika pendapatan disposable meningkat, maka konsumsi juga akan
meningkat, dan menurut Agio dan Von
bohm berpenapat karestik seseorang itu lebih menghargai barang sekarang
dari pada barang di kemudian hari.
Hukum Gossen yang pertama I, menyebutkan pemuasan terhadap
suatu kebutuhan terhadap suatu macam barang atau jasa sampai akhirnya tercapai
kepuasan sepenuhnya.
Hokum Gossen yang kedua II, menjabarkan Manusia senantiasa
berusaha memuaskan bermacam-mavam kebutuhan sampai pada tingkat yang sama.
Franco Modigliani menjelaskan menurut teori ini, pola pengeluaran masyarakat
berdasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran
konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya
2.3 Fungsi Konsumsi
Fungsi
konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat
konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan
disposebel) perekonomian
tersebut. Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan
disposebel dengan konsumsi dan pendapatan diposebel dengan tabungan yaitu kosep
kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung.
Ada
4 ciri penting dari fungsi konsumsi yaitu sebagai berikut :
- Terdapat titik impas ( Break Even Point)
dari pendapatan. Yaitu tingkat dimana seluruh pendapatan diposable rumah tangga
digunakan untuk kegiatan konsumsi.
- Bawah tingkat impas. Dalalm hal ini
tingkat rumaha tangga lebih besar dari pendapatan disposable. Sehingga rumah
tangga melakukan pinjaman atau menggunakan tabungan sebelumnya. Kegiatan ini
disebut disaving.
-
Diatas tingkat impas. Dalam hal ini karena
pendapatan disposable lebih besar dari konsumsi maka sisanya di tabung.
-
Setiap peningkatan pendapatan disposable
meningkatkan kegiatan konsumsi. namun
besar peningkatan konsumsi lebih rendah dari pada peningkatan pendapatan
disposable.
Fungsi konsumsi menunjukkan
hubungan antara variabel pendapatan nasional (Y) dengan variabel pengeluaran
konsumsi (C). Fungsi konsumsi diperkenalkan oleh J.M Keynes dengan formulasi:
C = a + bY
C = tingkat konsumsi
a = konsumsi rumah
tangga ketika pendapatan nol (0)
b = kecenderungan konsumsi
marjinal (MPC)
Y = tingkat pendapatan
2.4 Teori
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah sikap konsumen
dalam memenuhi kebutuhannya yang disesuaiakan dengan pendapatannya. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh hukum misalnya, yang
mengatakan bahwa bila harga naik maka jumlah permintaan turun, dan sebaliknya
bila harga turun,maka permintaan naik, dengan catatan keadaan yang lain cateris
paribus.
Menurut Schiffman dan Kanuk,
istilah prilaku konsumen diartikan sebagai prilaku yang diperlihatkan konsumen
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan
jasa termasuk proses keputusan yang mendahului.
ü Kepuasan
konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
ü Makin
banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
ü Terjadi
hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan
setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap
unit tambahan konsumsi semakin kecil.(Mula–mula kepuasan akan naik sampai
dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun).
Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan
yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
ü Tambahan
kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang,
sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh
tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika
kepuasan yang dirasakan konsumen rendah maka dia hanya akan mau membayar dengan
harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.
§
Asumsi seorang konsumen
ü Konsumen
harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal
ü Konsumen
punya preferensi jelas akan barang dan jasa
ü Terdapat
kendala anggaran
Keseimbangan
konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari konsumsi
suatu barang. Syarat keseimbangan :
1. MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn
2. Px Qx + Py QY + ……+ Pn Qn = M
MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatan konsumen
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa
dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan
mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah
dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang
menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent.
Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu.
Barang dengan barang lain,
lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan
metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atas keerja sama pengukuran indeks
prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatif, misalnya bagus, sangat bagus,
paling bagus. Asumsi dasar seorang konsumen adalah dalam teori prilaku konsumen
dengan pendekatan ordinal :
Ñ Konsumen
rasional mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang
dimilikinya.
Ñ Kepuasan
konsumen dapat di urutkan ordering.
Ñ Konsumen
lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin
banyak barang yang di konsumsi menunjukan semakin tingginya tingkat kepuasan
yang dimilikinya.
Pendekatan ordinal biasanya
membutuhkan tolak ukur pembanding yang disebut dengan indiferens kurva.
Indiferens kurva adalah
kurva yang meghubungkan titik-titik kombinasi 2 macam barang yang ingin di
konsumsi oleh seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama. Ciri-ciri kurva
indiferens:
f
Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen
akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain
yang di konsumsi.
f
Cembung ke arah titik origin, menunjukkan
adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah
kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of
substitution).
f
Tidak saling berpotongan, tidak mungkin
diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda
2.5 Pengertian
Tabungan
Tabungan
adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai
cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek. Dalam pengartian lain juga
dijelaskan bahwa Tabungan
merupakan bagian pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi. Tabungan
biasanya disimpan di bank dalam bentuk saving (tabungan) demand deposit (giro),
dan deposit (deposito), ada pula tabungan yang digunakan untuk mendapatan
aktiva-aktiva keuangan atau fisik, misalnya saham, sebagai balas jasa
mendapatkan dividen, bunga, dan penerimaan sewa.
Menurut Undang-undang No 10
Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2.6 Fungsi
Tabungan
Fungsi tabungan
adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara besar tabungan dengan besar
pendapatan. Tabungan
atau saving yang biasa di notasikan dengan huruf S, mempunyai defenisi
berbeda-beda, tetapi semuanya mempunyai arti yang sama. Berikut ada beberapa
pengertian tabungan, yaitu :
- saving (s), merupakan fungsi dari pendapatan nasional (y) atau dapat ditulis sebagai s = f (y)
- Tabungan Sebagai (s) adalah sisa pendapatan (y) setelah digunakan untuk konsumsi (c) atau apat ditulis dengan s = y-s
2.7 Faktor-faktor
yang mepengaruhi.
- Pendapatan Masyarakat. Pendapatan
sangat berpengaruh pada tingakat tabungan. Semakin besar pendapatan semakin
besar dorongan untuk menabung sebagian dari pendapatan.
- Tinggi rendahnya tingkat suku bunga
juga sangat berpengaruh pada tingkat tabungan karena semakin tinggi tingkat
suku bunga maka masyarakat akan semakin bersemangat untuk menabung.
- Kepercayaan terhadap bank. Apabila
suatu bank tidak dipercaya maka tingkat tabungan akan menurun.
- Kondisi perekonomian makro. Bila
perekonomian tidak stabil, krisis ekonomi dan moneter akan terus berlangsung,
penganguran cenderung meluas, masyarakat akan cenderung memilih hal yang utama
sehingga mengakibatkan menurunnya tingkat konsumsi tabungan.
- Hasrat untuk menabung. Hasrat untuk
menabung atau marginal propensity to save (MPS) merupakan kecenderungan
tambahan untuk menabung
- Distribusi pendapatan.
- Dana pensiun
- Tabungan kekayaan ang sudah ada
2.8 Faktor-faktor Tingkat Tabungan
ÿ Tinggi
rendahnya pendapatan masyarakat
ÿ Tinggi
rendahnya suku bunga bank
ÿ Adanya
tingkat kepercayaan terhadap bank
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Sebelum
Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh bank
tersebut.
2. Suku
bunga tabungan dapat berubah sewaktu-waktu, karena itu suku bunga ini disebut
suku bunga mengembang atau floating rate.
3. Beberapa
bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed
rate).
4. Atas
bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.
2.9 Kecenderungan
Menabung (Propensity to Save)
Kecenderungan menabung marginal (MPS) merupakan perbandingan antara
pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan, sedangkan kecenderungan
menabung rata-rata (APS) merupakan perbandingan antara jumlah tabungan dengan
jumlah pendapatan.
2.1.0 Hubungan antara Konsumsi Dan tabungan
Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin
besar pula pengeluaran konsumsi. Untuk itu dibutuhkan beberapa hal yang menjadi
tujuan umum yang harus dimiliki oleh setiap keluarga dalam hal tujuan keuangan.
Pertama adalah tabungan untuk kebutuhan jangka pedek.
Kebutuhan tersebut atau tujuan tersebut adalah untuk dana
darurat. Tujuan menabung adalah Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis
atau usaha individu / kelompok karena menabung sangatlah penting bagi setiap
kebutuhan individu. Banyak uang bukanlah berarti banyak pengeluaran. Berhemat
salah satu kunci utama untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menabung adalah menyisihkan uang di awal bulan setelah
kita menerima gaji. Manfaat menabung antara lain, untuk hal yang darurat, untuk
mendidik anak-anak atau keluarga hidup ekonomis, suatu tempat untuk menjaga
uang dengan aman, uang dapat ditarik sewaktu-waktu diperlukan, dan sebagai
kebutuhan utama. Konsumsi adalah kegiatan mengurangi atau menghabiskan daya
guna/manfaat suatu barang dan jasa.
Pembuatan keputusan bagi kita, sebagai konsumen, tidak
berhenti setelah kita membeli produk. Keputusan ini terus berlanjut selama kita
bermaksud menggunakannya. Apakah pada saat ini tidak ada alternatif penggunaan
lain yang lebih bagi uang yang kita miliki? Apakah tidak sebaiknya jika kita
tabung saja uang tersebut untuk kebutuhan di masa datang atau untuk
berjaga-jaga.
Konsumsi merupakan tindakan
pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam menggunakan komoditas
berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Mengapa kita harus
memahami konsumsi? Membahas konsumsi sangat penting untuk analisis ekonomi
jangka panjang maupun jangka pendek suatu negara. Secara agregat, konsumsi merupakan
penjumlahan dari pengeluaran seluruh rumah tangga yang ada dalam suatu
perekonomian. Dengan mengetahui total pengeluaran suatu perekonomian, maka akan
dapat diketahui beberapa masalah penting yang muncul dalam perekonomian,
seperti pemerataan pendapatan, efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu
perekonomian, masalah-masalah lainnya. Dengan demikian, kita dapat menganalisis
dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Secara umum, pengeluaran konsumsi terbagi menjadi konsumsi
pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Namun dalam pembahasan kali ini kita
lebih menekankan ada konsumsi rumah tangga, alasannya sebagai berikut. Konsumsi
rumah tangga memiliki porsi yang lebih besar dalam pengeluaran agregat jika
dibandingkan dengan konsumsi pemerintah Konsumsi rumah tangga bersifat endogen,
dalam arti besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan faktor-faktor
lain yang mempengaruhinya. Keterkaitan ini akan menghasilkan teori dan makroekonomi
sendiri untuk konsumsi/Perkembangan masyarakat begitu cepat menyebabkan
perilaku konsumsi juga berubah cepat sehingga pembahasan tentang konsumsi rumah
tangga akan tetap relevan.
BAB III
INVENTASI
Investasi,
yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal
merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan
demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut
menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya
penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama yang
telah haus dan perlu didepresiasikan
Dalam prakteknya, dalam usaha untuk
mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang
digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal)
meliputi pengeluaran/perbelanjaan yang berikut:
Ì Pembelian berbagai jenis barang
modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan
berbagai jenis industri dan perusahaan.
Ì Perbelanjaan untuk membangun rumah
tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
Ì Pertambahan nilai stok barang-barang
yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi
pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah
dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto,
yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam
perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi
neto.
3.2
Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di
antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi
investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
ü Ia sejajar dengan sumbu datar.
ü Bentuknya naik ke atas ke sebelah
kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi).
Fungsi atau kurva investasi yang
sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi
yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi
terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi
perusahaan bersifat investasi otonomi.
Investasi atau penanaman modal adalah
suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau
organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Faktor yang dapat mempengaruhi
investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya,
antara lain :
- faktor Sumber Daya Alam,
- faktor Sumber Daya Manusia,
- faktor stabilitas politik dan
perekonomian, guna menjamin kepastian dalam berusaha,
- faktor kebijakan pemerintah
- faktor kemudahan dalam perizinan.
Dari
segi Penanaman Modal Asing, banyak faktor yang menyebabkan timbulnya keengganan
masuk investasi ke Indonesia pada saat ini. Faktor-faktor yang dapat menjadi
pendukung masuknya arus investasi ke suatu negara, seperti :
- Jaminan keamanan,
- Stabilitas politik, dan
- Kepastian hokum.
Tampaknya menjadi suatu permasalahan
tersendiri bagi Indonesia. Bahkan otonomi daerah yang sekarang diterapkan di
Indonesia dianggap menjadi permasalahan baru dalam kegiatan investasi di
beberapa daerah.
Maka
dari itu, Pemerintah mengeluarkan UU Penanaman Modal Asing (UU No.
1/1967) untuk menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di
Indonesia adalah wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk
memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung luar negeri.
Masuknya
perusahaan asing dalam kegiatan investasi di Indonesia dimaksudkan sebagai
pelengkap untuk mengisi sektor-sektor usaha dan industri yang belum dapat dilaksanakan
sepenuhnya oleh pihak swasta nasional. Modal asing juga diharapkan secara
langsung maupun tidak langsung dapat lebih merangsang dan menggairahkan iklim
atau kehidupan dunia usaha, serta dapat dimanfaatkan sebagai upaya menembus
jaringan pemasaran internasional melalui jaringan yang mereka miliki.
Selanjutnya modal asing diharapkan secara langsung dapat mempercepat proses
pembangunan ekonomi Indonesia. Namun dari segi Penanaman Modal Dalam Negeri,
Pemerintah mengeluarkan Ketentuan mengenai Penanaman Modal diatur didalam
Undang-undang No. 25 Tahun 2005 tentang Penanaman Modal.
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian
(dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi).
Contoh termasuk membangun rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan,
atau seseorang sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga
adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi
investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti
pabrik, mesin, dll) dan investasi residential (rumah baru).
Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat
bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan
akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih
tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan
lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan
lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga
menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada
meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Investasi juga mengenal
harga.
Harga adalah nilai jual atau nilai beli dari sesuatu
yang diperdagangkan. Selisih harga beli terhadap harga jual disebut profit
margin . Harga terbentuk setelah terjadinya mekanisme pasar, seperti Inventasi
dalam pemerintah
Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah dana
dan/atau barang oleh pemerintah pusat dalam jangka panjang untuk investasi
pembelian surat berharga dan investasi langsung,yang mampu mengembalikan nilai
pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial dan manfaat lainnya dalam jangka
waktu tertentu.
Penanam
Modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan Warga Negara Indonesia,
badan usaha Negeri, atau pemerintah yang melakukan penanaman modal di wilayah
negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha atau jenis usaha terbuka bagi
kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan
tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal Negeri
atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun
2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang
Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman.
BAB IV
Keseimbangan Pendapatan Nasional
dan Multiplier Dalam Perekonomian
Sederhana
4.1 Pengertian pendapatan nasional
Dalam analisis
makroekonomi selalu digunakan istilahah “pendapatan nasional” atau “national
income”dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan
jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian dalam konsep tersebut
istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti produk domestic bruto atau
produk nasional bruto. Disamping itu ada arti lain dari “pendapatan nasional”
adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Dalam penghitungan
pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan produk nasional neto pada
harga factor atau secara ringkas pendapatan nasional.
4.2 Beberapa
istilah pendapatan nasional
۩
Produk Domestic Bruto
Produk domestic bruto (PDB/GDP) dapat
diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi di dalam
negara tersebut dalam satu tahun tertentu. Didalam suatu perekonomian, di
negara-negara berkembang, barang dan jasa diproduksi bukan saja oleh perusahaan
milik penduduk negara tersebut, tetapi oleh penduduk negara lain juga Selain
didapati produksi nasional diciptakan oleh factor-faktor produksi yang berasal
dari luar negri. Dengan demikian GDP adalah nilai barang dan jasa dalam suatu
negara yang diproduksikan oleh factor-faktor produksi milik negara tersebut dan
negara asing.
۩
Produk Nasional Bruto
Produk nasional bruto
(PNB), atau dalam bahasa Inggrisnya gross national product (GNP) adalah konsep
yamg mempunyai arti hamper sama dengan GDP tetapi memperkirakan jenis
pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam menghitung pendapatan PNB bilai barang dan jasa
yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa
yang diproduksi oleh fakto-faktor produksi yang
dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan
nasionalnya dihitung. Dengan
memperhatikan perbedaan di antara hari PDB dan PNB di atas dapatlah dirumuskan
sifat hubungan di antara PDB dan PNB yaitu: (PDB=PNB- PFN dari LN)
Ket: PFN dari LN adalah pendapatan factor neto dari luar negri.
Dalam ilmu ekonomi
konvensional, pendapatan nasional dapat dihitung dengan menggunakan angka
GNP. Apabila GNP dikurangi penyusutan
maka akan di proleh prodak nasional neto (NNP) selanjutnya apabila NNP
dikurangi dengan pajak makan akan di peroleh pendapatan nasional.
Tiga pendekatan dalam mengukur besarnya GNP:
- Pengeluaran
untuk membeli barang dan jasa
- Nilai barang
dan jasa akhir
- Dari pasar
factor produksi dengan menjumlahkan penerimaan yang diterima oleh
pemilik factor produksi .
Namun sayang penggunaan GNP untuk mengukur
pendapatan nasional, kurang dapat menggambarkan tingkat kesejahteran suatu
bangsa. Beberapa hal bisa disampaikan mengapa GNP kurang dapat digunakan untuk
mengukur kesejahteraan suatu bangsa:
ÿ Umumnya hanya prodak yang masuk pasar yang
dihitung dalam GNP, sehingga secara akumulasi akan menghasilkan distorsi yang
tidak kecil.
ÿ GNP juga tidak menghitung waktu
istirahat,padahal ini sangat besar pengaruhnya dalam kesejahteraan. Karena
sekain kaya seseorang akan semakin menginginkan waktu istirahat. Ini berarti
akan terdapat perbedaan yang sekin besar antara besarnya GNP dengan
kesejahteraan. GNP cenderung nilainya lebih rendah dari pada kesejahteraan.
ÿ Kejadian buruk seperti bencana lam tidak
dihitung dalam GNP, padahal kejadian tersebut jelas mengurangi kesejahteraan.
ÿ Masalah polusi juga sering tidak dihitung dalam GNP. Polusi yang menimbulkan biaya sosial ini jelas
akan mengurangi kesejahteraan, tetapi tidak diperhitungkan dalam GNP.
Dari empat contoh di atas cukup jelas bahwa GNP sungguh sulit
digunakan untuk mengukur pendapatan nasional yang sekaligus dapat menggambarkan
tingkat kesejahteraan sutu bangsa.
4.3 Pendapatan
Nasional dengan Perekonomian Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Sederhana Dua
Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah
subsidi. Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk
suatu negara . Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Sederhana Dua Sektor
merupakan penjumlahan dari lima hal , yaitu :
f
Upah atau gaji yang diterima buruh atau
karyawan
f
Pendapatan dari seseorang yang
melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
f
Keuntungan perusahaan
f
Pendapatan bunga selisih dari
perusahaan
f
Pendapatan sewa
Ekonomi Sederhana (Tertutup)
Dengan asumsi tidak adanya ekspor dan impor dan tidak ada pemerintah maka
komponen permintaan agregat (aggregate demand) atau output sama dengan konsumsi
(dengan notasi C) ditambah dengan investasi (dengan notasi I).
Seperti telah disebut diatas output, Y sama dengan
income. Persamaan (1) diatas artinya bahwa output yang diproduksi oleh ekonomi
sama dengan aggregate demand dimana aggregate demand ini terdiri dari konsumsi
dan investasi. Output ini juga sama dengan income yang diterima oleh seorang
pelaku ekonomi (misalnya pengusaha) dan digunakan sebagian untuk konsumsi dan
sisanya akan digunakan untuk belanja barang modal guna melanjutkan proses
produksi berikutnya, belanja ini dikategorikan sebagai investasi untuk memproduksi
barang dan jasa selanjutnya. Dengan demikian income (output) dari sisi produsen
digunakan untuk konsumsi (C) dan sisanya diinvestasikan (I). Dari sisi alokasi
income atau konsumen maka income yang didapat akan digunakan sebagian besar
untuk konsumsi dan sisanya akan ditabungkan (S), hal ini karena konsumen tidak
mempunyai usaha sendiri seperti halnya dengan produsen.
Persamaan yang
pertama adalah komponen aggregate demand
atau output dan yang kedua adalah alokasi atau penggunaan income. Atau output
yang diproduksi sama dengan output yang dijual dan sama dengan income yang
diterima. Income yang diterima digunakan untuk konsumsi dan sisanya ditabung.
Saving sama
dengan investasi, artinya sumber dana untuk investasi berasal dari tabungan.
Dari sisi aggregate, konsumen atau private sektor tidak melakukan investasi
sendiri terhadap uangnya yang berlebih tetapi pada umumnya akan menyimpan
uangnya di Bank sebagai tabungan (S) dan bank akan menyalurkan dana tersebut
kepada orang-orang yang membutuhkan berupa kredit usaha atau investasi (I).
Dari sisi individual saving yang dilakukan oleh konsumen tidak berarti akan
langsung dialoksikan kepada kegiatan produktif (productive investment), karena
keterbatasan yang dimiliki oleh konsumen sehingga mereka memerlukan jasa
perbankan untuk melakukan kegiatan tersebut.
1.4 Model Analisis
dengan Variabel Investasi dan Tabungan
Model Analisis dengan variabel investasi tabungan adalah
pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih
banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan
kepada komponen-komponen barang modal .Tujuan dari pelaksanaan model analisis
dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian
hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik . Analisis keuangan pemerintah
biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
ª Operasi
keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan
sumber-sumber pembiayaannya.
ª Dampak operasi
keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap
Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
pemerintah.
ª Dampak rupiah
operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap
ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar.
ª Dampak Valuta
Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah
terhadap aliran devisa masuk bersih.
4.4.1 Faktor – faktor
yang mempengaruhi besar investasi antara lain:
*
Tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga
akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi, dan sebaliknya.
*
Jumlah permintaan. Semakin besar jumlah
permintaan konsumen terhadap barang dan jasa, keinginan untuk melakukan
investasi juga semakin besar.
*
Perkembangan teknologi. Kemajuan
teknologi juga akan meningkatkan keinginan untuk berinvestasi, karena teknologi
yang maju akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan jumlah keuntungan.
4.5 Angka Pengganda.
Angka
pengganda atau multiplier adalah hubungan kausal antara variabel tertentu
dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut
memepunyai angka yang tinggi, maka dengan perubahan yang terjadi pada
variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap tingkat pendapatan nasional
yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan
oleh suatu anagka pelipat yang disebut dengan koefisien multiplierProses
multiplier Adalah adanya
perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi
berubah. Namun dari keseimbangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan
investasi tersebut.
4.6 Hubungan
Antara Pertumbuhan Ekonomi Inflasi dan Pengangguran.
Jumlah
orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki
pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini
dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah
pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.
Inflasi
adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil
rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency pembelian)
dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks Harga
Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini
menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga umum dari semua
barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Ada tiga jenis inflasi yaitu:
1. Inflasi tarikan permintaan (demand-pull
inflation)
2. Inflasi desakan biaya (cost-push
inflation)
3. Inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
Tingkat inflasi yang terjadi dalam
suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah
ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik,
tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat
inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang
rendah. Selanjutnya tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen
dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan
antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya,
ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran,
dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan
Phillips ini dikenal dengan Kurva
Phillip.
Kurva Phillip merupakan Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan
di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang
tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh
lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat
disediakan setiap tahunnya.
Pertumbuhan
tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja
menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah
utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu,
setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu
pengangguran alamiah (natural rate of unemployment). Untuk menggambarkan kurva
Phillips di Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran
yang ada. Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan data yang ada, maka kurva Phillips untuk
Indonesia terlihat seperti gambar berikut :
Kurva
Phillips untuk Indonesia
A.W.
Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat
pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari
adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka
sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik.
Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut
produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja
(tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat
dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga
(inflasi) maka, pengangguran berkurang.
Menggunakan
pendekatan A.W.Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat
inflasi untuk kasus Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil
analisis tingkat pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga
2005, ternyata secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang
signifikan antara inflasi dengan tingkat pengangguran.
BAB V
CONTOH KASUS YANG SEDANG TERJADI
5.1 Inflasi dari BBM Turunkan Kesejahteraan 80%
Rakyat
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) jenis premium sebesar 1.500 rupiah menjadi 6.000 rupiah per liter
bisa menyulut tambahan inflasi 3,5 persen dari target inflasi 2012 sebesar 5,6
persen. Hal itu membuat potensi laju kenaikan harga barang dan jasa tahun ini
mencapai 9,1 persen. Kenaikan harga BBM akan membuat
pertumbuhan ekonomi negatif karena target tahun 2012 mencapai sekitar 6,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari inflasi akan menurunkan
kesejahteraan 80-90 persen rakyat yang daya belinya sangat rentan dengan
kenaikan harga barang dan jasa.
Pengamat ekonomi dari Universitas Atmajaya,
Jakarta, Agustinus Prasetyantoko, memperkirakan jika pemerintah jadi menaikkan
harga BBM jenis premium dan solar hingga 1.500 rupiah, inflasi akan menyentuh
angka 7-8 persen. Itu artinya, inflasi lebih besar dari pertumbuhan ekonomi
tahun ini yang ditargetkan 6,5 persen.
"Dalam kondisi nega tive growth, daya beli
masyarakat menurun, dan itu
tentunya
berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat
kelas menengah ke bawah," ujar dia, di Jakarta, Jumat (9/3). Skenario lain
menyebutkan tambahan inflasi yang dipicu kenaikan BBM bisa mencapai 3,5 persen
sehingga inflasi menjadi 9,1 persen.
Padahal, lanjut Prasetyantoko, daya beli
masyarakat selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Produk domestik
bruto (PDB) lebih dari 50 persen disumbang oleh konsumsi domestik. "Untuk
itu, butuh mekanisme fiskal untuk mempertahankan daya beli masyarakat,"
jelas dia. Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky, menambahkan kenaikan
harga BBM tidak hanya memukul kelompok masyarakat bawah, tetapi juga kelompok
menengah tengah. Bahkan, sekitar 90 persen masyarakat Indonesia akan menurun
daya belinya. "Kalau kelompok masyarakat bawah yang masuk skema BLT
(Bantuan Langsung Tunai), BBM naik atau tidak, mereka sudah terganggu daya
belinya," ujar dia.
Yanuar mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia
saat ini cukup tinggi, sekitar 6,5 persen, dari target awal APBN 2012 sebesar
6,7 persen sebelum diturunkan menjadi 6,5 persen. Akan tetapi, kontribusi
pertumbuhan bukan dari kegiatan ekonomi rakyat, melainkan dari sektor keuangan.
"Taruhlah kombinasi pelaku pasar modal dan
perbankan 10 persen. Jadi sebetulnya 90 persen masyarakat rentan terkena dampak
kenaikan BBM ini. Kalau 10 persen sisanya, mereka bisa hidup dari transaksi
keuangan," tegas dia.
Ia mengingatkan pemerintah semestinya mencermati
fakta bahwa kelompok masyarakat mampu yang lebih tahan dengan dampak inflasi
dari kenaikan harga BBM sebenarnya sangat sedikit dibandingkan total penduduk
240 juta jiwa. "Yang jelas, dampak dari kenaikan harga BBM ini bakal
menyebar ke mana-mana," jelas Yanuar.
Efisiensi Anggaran
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia,
Aris Yunanto, menilai pola
yang
terjadi di Indonesia selama ini adalah laju inflasi terdorong oleh pertumbuhan
ekonomi. Namun, yang terjadi sekarang adalah inflasi terjadi lebih dahulu
dibanding pertumbuhan.
Aris mengingatkan kebijakan pemerintah menaikkan
harga BBM merupakan pelajaran bagi pengelolaan anggaran. Pertama, dalam
perencanaan anggaran. Kedua, efisiensi belanja pemerintah. Ketiga, pemerintah
harus mampu meningkatkan produksi minyak dan gas dan tengah terus meningkatnya
kebutuhan BBM.
Bahkan, pemerintah kerap memberikan terminologi
yang salah soal subsidi BBM. Faktanya, biaya produksi BBM di Indonesia lebih
rendah dari harga jual sehingga tidak ada unsur subsidinya. Bahkan, harga
premium 6.000 per liter sejatinya setara dengan harga minyak 104 dollar AS per
barel.
Dengan demikian, tidak ada lagi subsidi negara.
Aris juga menilai pemerintah tidak berkutik sehingga mengurangi hak rakyat
mendapatkan fasilitas negara, namun memosisikan diri tidak berdaya untuk
menekan penambahan utang. Dalam APBN-P 2012, pembayaran utang pokok dan bunga
utang mencapai total 170 triliun rupiah.
Menurut Yanuar, ancaman APBN yang kolaps jika
tanpa menaikkan harga BBM, terjadi akibat desain kebijakan anggaran salah sejak
awal. Pemerintah tidak memiliki manajemen risiko untuk mengatasi gejolak harga
minyak dunia. Karena itu, sangat tidak adil kalau kesalahan pemerintah ini
dibebankan pada rakyat.
BAB VI
KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi diperoleh dari hasil pendapatan nasional.
Konsumsi , tabungan dan Inventasi maupun Barang dan jasa yang dihasilkan oleh
setiap golongan masyarakat dalam suatu negara yang dijual kepada orang lain
disebut produk nasional. Apabila produk nasional dinilai dengan uang disebut
pendapatan nasional. Produk nasional maupun pendapatan nasional perlu dihitung
untuk mengetahui kemajuan ekonomi dalam suatu negara.
Produk nasional terdiri atas bermacam-macam produk yang jenisnya
berbeda-beda. Tidak ada satuan alat ukur yang dapat digunakan untuk menghitung
jumlah produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu, alat ukur yang paling mudah
adalah harga. Dengan menilai setiap produk dengan harga, maka kita dapat
mengetahui besarnya pendapatan nasional dalam suatu negara.
Salah satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi,
pengangguran dan neraca pembayaran. Hubungan antara inflasi dengan tingkat
pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari
adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agregat, maka
sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik.
Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut
produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja
(tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output).
Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga
barang, masyarakat akan lebih susah untuk mendapatkan barang tersebut walaupun
pemerintah membuat program untuk membantu orang yang kurang mampu, dengan
membagikan bantuan lagsung tunai (BLT), tingkat inflasi yang semakin berkurang
meresahkan masyarakat kerana tingkat pengangguran yang semakin banyak Karena
banyak perusahaan yang membatasi jumlah tenaga kerja.
Oleh : Boyen Tampubolon