indah

indah

Sabtu, 14 April 2012

Tips Memulai Hari dengan Cerah

Tips Memulai Hari dengan Cerah

 Hari yang cerah bukan ditandai dengan matahari yang bersinar terang atau udara yang sejuk, melainkan dari hati dan pikiran yang segar.
 Kecerahan suatu hari dimulai dari diri anda sendiri.
 Kita tahu bahwa sesuatu yang dimulai dengan baik merupakan separuh dari pencapaian tujuan.
 Karena itu, memulai aktivitas hari ini dengan kecerahan suasana adalah modal besar untuk menyelesaikan hari dengan baik pula.
 Bagaimana memulai hari dengan cerah sangat dipengaruhi oleh pola hidup kita.


 Berikut beberapa tips ringan agar kita bisa memulai hari dengan cerah.

 1-- Mulailah dari malam hari.
 Kita tak bisa berharap bangun dengan segar jika di malam harinya tak cukup tidur nyenyak. Hari esok yang cerah dimulai dari malam ini. Bila anda masih mempunyai masalah, yakinlah masih ada waktu esok untuk menyelesaikannya lebih baik lagi. Malam ini, beristirahatlah sebaik-baiknya.

 2-- Bangun pagi lebih pagi.
 Bangunlah lebih pagi daripada terbitnya matahari. Jumpai keheningan dan kesunyian. Pagi buta adalah saat yang tepat untuk menemukan sisi damai dalam diri anda.

 3-- Damaikan pikiran dan tentramkan jiwa
 Jangan terburu melakukan aktivitas. Resapi saja suasana pagi yang damai ini. Berdoa,sampaikan syukur atas hidup yang masih diberikan pada kita dan bersaat teduh.

 4-- Segarkan tubuh.
 Minum air. Hirup aroma tea atau kopi yang menyegarkan. Berjalan-jalanlah keluar. Pompa udara banyak-banyak ke dalam paru-paru. Lakukan olahraga ringan, Mandi dengan air segar. Bersihkan tubuh baik-baik. Tetaplah mengingat janji anda tadi pagi untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semesta hari ini.

 5--Dapatkan sarapan secukupnya.
 Isi perut anda secukupnya. Sarapan yang baik adalah modal untuk kebugaran tubuh anda sepanjang hari. Jangan asal kenyang, namun cukupkan kebutuhan energi dan gizi.

 6-- Sapalah orang-orang yang anda jumpai.
 Terbarkan senyum. Tak peduli apakah matahari bersinar cerah atau mendung menggayut, sapalah orang-orang yang anda jumpai. Tanyakan kabar mereka, maka jangan terkejut jika mereka pun akan membalas senyum anda.

 7-- Jangan mengeluh
 Apa pun yang terjadi, entah itu hari hujan, jalanan macet, kereta datang terlambat, kendaraan mogok, atau apa pun yang terjadi, terimalah semua itu apa adanya.


 Langkah-langkah untuk mengembangkan hati yang gembira untuk menghasilkan kesehatan yang baik dan jauh dari penyakit :
 1. Mengampuni
 2. Mengendalikan lidah
 3. Bersahabatlah dengan orang-orang yang positif
 4. Berilah makanan yang sehat ke dalam pikiran anda
 5. Kehidupan berohani yang akan mengubah kehidupan anda


 In everything, give thanks.

 Sincerely



10 Rahasia Sukses Keberhasilan Orang Jepang

Berikut adalah 10 rahasia sukses keberhasilan orang Jepang, Negara sebagai salah satu Macan Asia. Ada 10 Rahasia Sukses Orang-Orang Jepang. Apa sajakah sikap-sikap orang Jepang yang bisa kita contoh biar bisa sukses kayak bangsa mereka ??

 1. KERJA KERAS
 Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

 2. MALU
 Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

 3. HIDUP HEMAT
 Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan.

 " Jangan mengatur keuangan sesuai gaya hidup anda, tetapi atur gaya hidup sesuai keuangan anda. "

 Di Jepang tempat tinggal sangat sempit, tidak jarang ruang bermain, diubah menjadi ruang makan, lalu menjadi ruang tidur. Karena itu, orang tidak bisa membawa banyak barang ke rumah, walaupun mereka sanggup membelinya. Pertanyaan penting sebelum membeli barang: “Apakah saya bisa hidup tanpa barang ini?” Bila jawabannya “Ya”, sudah pasti barang itu tidak dibeli.
 " Bukan bagaimana saya bisa dapat pemasukan lebih, tetapi pengeluaran apa yang bisa saya kurangi. "

 4. LOYALITAS
 Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

 5. INOVASI
 Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

 6. PANTANG MENYERAH
 Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini

 7. BUDAYA BACA
 Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

 8. KERJASAMA KELOMPOK
 Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

 9. MANDIRI
 Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

 10. JAGA TRADISI & MENGHORMATI ORANG TUA
 Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
 Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
 Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

 Salam Dahsyat ... !!
boyen tampu

KONSUMSI DAN TABUNGAN INVENTASI KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL DAN MULTIPLIER DALAM PEREKONOMIAN SEDERHANA




KATA PENGANTAR

Puji syukur Dan terima kasih   patut dipanjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang kerena ridoh dan pertolonganNya, buku ini dapat kami selesaikan dengan baik yang akan kami presentasikan sebagai program pemelajaran makroekonomi , dan kepada Ibu dosen pengajar, sehingga kita dapat lebih banyak memehami tentang perekonomian, baik dalam bidang konsumsi, tabungan, inventasi dan juga Pendapatan nansional . Kami  Memaparkan  tentang keadaan perekonomian  baik dalam negeri maupun dari luar negeri yang dapat kita pahami apa sebenarnya tujuan dari perekonomian itu ,  sehingga kita bukan sekedar pendengar saja , tetapi kita sudah ikut pelaku kegiatan perekonomian dan pengembang Perekonomian tentunya.

Dalam perekonomian dalam negeri maupun luar negeri kita akan dapat mengetahui apakah dampak yang mengakibatkan perekonomian kita lebih rendah dibandingkan dengan Perekonomian Negara-negara berkembang atau sebut saja Negara bagian Eropa . Buku ini juga  mengkaji tentang keadaan perekonomian di Indonesia saat ini  . Seperti guncangnya keadaan perekonomian di Negara ini  yang diakibatkan kenaikan BBM subsidi yang sangat membebani masyarakat pada umumnya , kita juga akan mengetahui apa dampak yang akan di timbulkannya dan bagimana cara Untuk megatasinya.
Natinya buku ini akan kami persentaikan  kami akan coba mengkaji sebaik mungkin hingga dapat mencapai sasaran yang di harapkan , apa mempengaruhi Konsumsi , pengaruh dari tabungan Inventasi dan juga Pendapatan Nasional. Semua akan kita kaji secara terperinci .  kami juga tidak akan pernah lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya buat dosen pengajar Ibu  Nina Purnasari, SE,MSi  yang telah membina kami dan berkat pantawan beliaulah kami dapat menyelesaikan buku ini sebagaimana yang kita harapkan. Tentunya buku ini juga masih mempunyai banyak kekurangan baik dalam segi penyusunan bahasa tulisan dan masih banyak kelemahan lainnya, maka kritik dan saran sangat kami harapkan dari saudara ,  demi pengembangan dan penyempurnaan buku ini untuk dapat lebih bermakna dan bermanfaat bagi Pembaca tercinta.      

BAB I
PENDAHULUAN

  • 1.1     Latar belakang
Soal ekonomi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Keuangan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kegiatan ekonomi, baik pada suatu organisasi untuk tujuan produksi maupun suatu organisasi rumah tangga yang bersifat konsumtif. Karena itu, kita harus dapat menyikapi bagaimana cara mengkonsumsi sesuatu barang agar tidak berlebihan, yaitu dengan cara menghentikan kebiasaan menghabiskan uang, lalu uang tersebut dapat untuk ditabung agar tidak terjadi pemborosan materi yang akibatnya akan merugikan diri kita sendiri.
  • 1.2        Rumusan masalah
ÿ Dampak konsumsi kepada diri kita
ÿ Faktor pengaruh konsumsi
ÿ Bagaimana menghadapi kecenderungan menabung
  • 1.3        Tujuan makalah
ÿ Pembuatan keputusan dalam berkonsumsi
ÿ Memuaskan kebutuhan rohani
ÿ Mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama
ÿ Tabungan atau saving
ÿ Tujuan Inventasi
ÿ Dampak dari ketidak seimbangan Pendapatan Nasional

  • 1.4        Manfaat makalah
Manfaat dari makalah ini adalah, kita dapat mengetahui kerugian apa yang kita dapati jika kita terlalu banyak mengkonsumsi barang yang begitu tidak kita perlukan. Untuk apa mengkonsumsi sesuatu  dengan berlebihan dan mengikuti life style dijaman sekarang. Ada baiknya sedikitnya uang tersebut kita sisihkan untuk ditabung. Karena menabung juga sangatlah penting untuk kebutuhan yang tak diduga.

BAB II
PENGERTIAN KONSUMSI DAN TABUNGAN


2.1     Pengertian Konsumsi
Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan, mengurangi atau menghabiskan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Berikut pengertian konsumsi menurut para ahli, sebagai berikut: 
  1.       Menurut Drs. Hananto dan Sukarto T.J. Konsumsi adalah bagian dari                penghasilan yang di pergunakan untuk membeli barang-barang atau jasa-jasa guna memenuhi hidup. 
  2.         Menurut Albert C Mayers. Konsumsi adalah penggunaan barang-barang dan       jasa yang langsung dan terakhir guna memenuhi kebutuhan hidup manusia 
  3.    Menurut ilmu ekonomi. Konsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan, menghabiskan kebutuhan demi menjaga kelangsungan hidup.
Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi (Marginal Propensity to Consume, MPC). Sedangkan besarnya tambahan pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to Save,MPS). Pola konsumsi yang dialami masyarakat  atau rumah tangga keluarga secara umum bahwa semakin besar pendapatan maka akan semakin besar pula jumlah pengeluaran konsumsinya.

2.2     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Di pasar, konsumen membeli barang serta jasa yang diperlukan. Barang dan jasa itu berbeda antara pembeli satu dengan pembeli lainnnya. Perbedaan itu mencakup jenis, corak, jumlah, mutu, dan model.

Hal ini terjadi oleh karena beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam kegiatan konsumsinya. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain:
Ø   Pendapatan
Pendapatan adalah balas jasa yang diterima oleh pemilik factor produksi . semakin tinggi pendapatan rumah tangga , maka tingkat konsumsinya akan semakin tinggi. Sebalikna jika pendapatan kecil maka konsumsinya juga kecil.
Ø   Harga-harga barang dan jasa
Banyak sekitnya barang yang akan dikonsumsi tergantung harga barang
Ø   Kebiasaan konsumen (sikap)
Sikap seorang mempenaruhi tingkat konsumsi. Jika pola hidupnya boros maka ia cenederung konsumtif.
Ø   Adat-istiadat, adat-istiadat akan mempengaruhi konsumsi. Misalnya dalam upacara ritual dibutuhkan barang barang tertentu. Jenis dan banyak barang yang dibutuhkan tentu sesuai dengan upacara ritual serta tempet adat istiadat yang bersangkutan itu tumbuh. Dengan demikian perbedaan adat-istiadat antar daerah ini tentunya kan mempengaruhi tingkat konsumsi.
Ø   Mode barang.
Mode barang yang lagi ngetrend mempengaruhi orang untuk melakukan konsumsi. Misalnya saat sedang menjadi mode, barang tertentu banyak diminati sehingga selalu laku dipasar. Dengan demikian, mode dapat mempengaruhi tingkat konsumsi.
Ø   Barang subtitusi.
Barang sibtitusi (pengganti) pada gilirannya akan mempengaruhi konsumsi. Jika harga barang jenis A mahal, maka kita mencari barang subtitusi dari barang A yang lebih murah. Misalnya, ember plastic merek tertentu naik harganya. Keadaan ini mendorong para ibu mencari ember plastik merek lain yang lebih murah.
Selain itu ada juga fator-faktor  lain yang sangat mempengaruhi konsumsi diantaranya sebagai berikut :
y          Pendapatan-pandapatan yang meningkat biasanya otomatis diikuti dengan peningkatan pengeluaran konsumsi. Contoh, seseorang yang tadinya makan lauk apa adanya atau seseorang makannya 2 kali satu hari, ketika mendapat pekerjaan yang menghasilakan gaji yang besar maka akan makan lebih bergiji atau lebih mahal dan orang yang tedinya makan dua kali bisa jadi 3 kali ketika mendapat tunjangan pendapatan dari kerjaannya.
y             Kekayaan orang kaya punya banyak asset rill biasanya mengeluarkan pengeluaran konsumsi yang besar . contohnya; seperti seorang yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah kost biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja. Dengan demikian orang tersebut dapat membeli banyak barang dan jasa karena punya banyak masukan dari hartanya.
y             Tingkat bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan deposito yang tinggi dibanding dengan pembelanjaan yang banyak uang.
y             Perkiraan masa depan yang was-was tentang nasib yang akan dating akan menekan konsumsi. Biasanya seperti orang yang mau pensiun punya anak yang butuh biaya sekolah, dan orang yang sakit yang butuh perobatan, dan lain sebagainya.
y             Konsumsi penduduk dalam suatu wilayah jika yang  usia kerjanya  produktif banyak maka konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu daerah tersebut akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di wilayah itu tinggi-tinggi maka tingakat pengeluaran daerah tesebut menjadi tinggi.
y             Jumlah penduduk, jika suatu daerah sedikit sekali maka biasanya konsumsi sedikit jika suatu daerah lainnya berpenduduk banyak maka tingkat konsumsinya besar juga.
y             Kebiasaan adat social Budaya. Suatu kebiasaan di wilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Di daerah yang memang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasana memiliki tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan wilayah yang biasanya gemar pesta adat biasanya memiliki pengeluaran yang besar.
y             Gaya hidup seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat yang tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik kepada orang lain maupun kartu kredit.
v  Teori Konsumsi
Teori Keynes (Ceynesian consumbtion Model). Keynes menjelaskan bahawa konsumsi saat ini (corrent consumbtion) sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposable saat ini (corrent disposable income). Jika pendapatan disposable meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat, dan menurut Agio dan Von bohm berpenapat karestik seseorang itu lebih menghargai barang sekarang dari pada barang di kemudian hari.
Hukum Gossen yang pertama I, menyebutkan pemuasan terhadap suatu kebutuhan terhadap suatu macam barang atau jasa sampai akhirnya tercapai kepuasan sepenuhnya.
Hokum Gossen yang kedua II, menjabarkan Manusia senantiasa berusaha memuaskan bermacam-mavam kebutuhan sampai pada tingkat yang sama. Franco Modigliani menjelaskan menurut teori ini, pola pengeluaran masyarakat berdasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya

2.3     Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan disposebel dengan konsumsi dan pendapatan diposebel dengan tabungan yaitu kosep kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung.

Ada 4 ciri penting dari fungsi konsumsi yaitu sebagai berikut :
  •           Terdapat titik impas ( Break Even Point) dari pendapatan. Yaitu tingkat dimana           seluruh pendapatan diposable rumah tangga digunakan untuk kegiatan konsumsi. 
  •          Bawah tingkat impas. Dalalm hal ini tingkat rumaha tangga lebih besar dari      pendapatan disposable. Sehingga rumah tangga melakukan pinjaman atau menggunakan tabungan sebelumnya. Kegiatan ini disebut disaving. 
  •      Diatas tingkat impas. Dalam hal ini karena pendapatan disposable lebih besar dari      konsumsi maka sisanya di tabung. 
  •      Setiap peningkatan pendapatan disposable meningkatkan kegiatan konsumsi.  namun  besar peningkatan konsumsi lebih rendah dari pada peningkatan pendapatan disposable.
Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara variabel pendapatan nasional (Y) dengan variabel pengeluaran konsumsi (C). Fungsi konsumsi diperkenalkan oleh J.M Keynes dengan formulasi:
C = a + bY
C = tingkat konsumsi
a = konsumsi rumah tangga  ketika pendapatan nol (0)
b = kecenderungan konsumsi marjinal (MPC)
Y = tingkat pendapatan
2.4     Teori Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah sikap konsumen dalam memenuhi kebutuhannya yang disesuaiakan dengan pendapatannya. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh hukum misalnya, yang mengatakan bahwa bila harga naik maka jumlah permintaan turun, dan sebaliknya bila harga turun,maka permintaan naik, dengan catatan keadaan yang lain cateris paribus.
Menurut Schiffman dan Kanuk, istilah prilaku konsumen diartikan sebagai prilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului.

  •            Pendekatan Kardinal
ü  Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
ü  Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
ü  Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan  setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil.(Mula–mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
ü  Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen rendah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.
§     Asumsi seorang konsumen
ü  Konsumen harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal
ü  Konsumen punya preferensi jelas akan barang dan jasa
ü  Terdapat kendala anggaran
Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari konsumsi suatu barang. Syarat keseimbangan :
1. MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn
2. Px Qx + Py QY + ……+ Pn Qn = M
MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatan konsumen  


  •            Pendekatan Ordinal
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu.
Barang dengan barang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atas keerja sama pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatif, misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus. Asumsi dasar seorang konsumen adalah dalam teori prilaku konsumen dengan pendekatan ordinal :
Ñ       Konsumen rasional mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya.
Ñ       Kepuasan konsumen dapat di urutkan ordering.
Ñ       Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang di konsumsi menunjukan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
Pendekatan ordinal biasanya membutuhkan tolak ukur pembanding yang disebut dengan indiferens kurva.
Indiferens kurva adalah kurva yang meghubungkan titik-titik kombinasi 2 macam barang yang ingin di konsumsi oleh seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama. Ciri-ciri kurva indiferens:
f       Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi.
f       Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
f       Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda      
2.5     Pengertian Tabungan
Tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek. Dalam pengartian lain juga dijelaskan bahwa Tabungan merupakan bagian pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi. Tabungan biasanya disimpan di bank dalam bentuk saving (tabungan) demand deposit (giro), dan deposit (deposito), ada pula tabungan yang digunakan untuk mendapatan aktiva-aktiva keuangan atau fisik, misalnya saham, sebagai balas jasa mendapatkan dividen, bunga, dan penerimaan sewa.

Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2.6     Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara besar tabungan dengan besar pendapatan. Tabungan atau saving yang biasa di notasikan dengan huruf S, mempunyai defenisi berbeda-beda, tetapi semuanya mempunyai arti yang sama. Berikut ada beberapa pengertian tabungan, yaitu :
  • saving (s), merupakan fungsi dari pendapatan nasional (y) atau dapat ditulis sebagai s = f (y)
  • Tabungan Sebagai (s) adalah sisa pendapatan (y) setelah digunakan untuk konsumsi (c) atau apat ditulis dengan s = y-s
2.7     Faktor-faktor yang mepengaruhi.
  1.   Pendapatan Masyarakat. Pendapatan sangat berpengaruh pada tingakat tabungan. Semakin besar pendapatan semakin besar dorongan untuk menabung sebagian dari pendapatan. 
  2. Tinggi rendahnya tingkat suku bunga juga sangat berpengaruh pada tingkat tabungan karena semakin tinggi tingkat suku bunga maka masyarakat akan semakin bersemangat untuk menabung. 
  3. Kepercayaan terhadap bank. Apabila suatu bank tidak dipercaya maka tingkat tabungan akan menurun. 
  4. Kondisi perekonomian makro. Bila perekonomian tidak stabil, krisis ekonomi dan moneter akan terus berlangsung, penganguran cenderung meluas, masyarakat akan cenderung memilih hal yang utama sehingga mengakibatkan menurunnya tingkat konsumsi tabungan. 
  5. Hasrat untuk menabung. Hasrat untuk menabung atau marginal propensity to save (MPS) merupakan kecenderungan tambahan untuk menabung 
  6.  Distribusi pendapatan.
  7. Dana pensiun 
  8. Tabungan kekayaan ang sudah ada
2.8     Faktor-faktor Tingkat Tabungan
ÿ Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
ÿ Tinggi rendahnya suku bunga bank
ÿ Adanya tingkat kepercayaan terhadap bank
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1.    Sebelum Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh bank tersebut.
2.    Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktu-waktu, karena itu suku bunga ini disebut suku bunga mengembang atau floating rate.
3.    Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed rate).
4.    Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.
2.9     Kecenderungan Menabung  (Propensity to Save)
Kecenderungan menabung marginal (MPS) merupakan perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan, sedangkan kecenderungan menabung rata-rata (APS) merupakan perbandingan antara jumlah tabungan dengan jumlah pendapatan.

2.1.0  Hubungan antara Konsumsi Dan tabungan       
Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Untuk itu dibutuhkan beberapa hal yang menjadi tujuan umum yang harus dimiliki oleh setiap keluarga dalam hal tujuan keuangan. Pertama adalah tabungan untuk kebutuhan jangka pedek.
Kebutuhan tersebut atau tujuan tersebut adalah untuk dana darurat. Tujuan menabung adalah Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu / kelompok karena menabung sangatlah penting bagi setiap kebutuhan individu. Banyak uang bukanlah berarti banyak pengeluaran. Berhemat salah satu kunci utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. 
Menabung adalah menyisihkan uang di awal bulan setelah kita menerima gaji. Manfaat menabung antara lain, untuk hal yang darurat, untuk mendidik anak-anak atau keluarga hidup ekonomis, suatu tempat untuk menjaga uang dengan aman, uang dapat ditarik sewaktu-waktu diperlukan, dan sebagai kebutuhan utama. Konsumsi adalah kegiatan mengurangi atau menghabiskan daya guna/manfaat suatu barang dan jasa.
Pembuatan keputusan bagi kita, sebagai konsumen, tidak berhenti setelah kita membeli produk. Keputusan ini terus berlanjut selama kita bermaksud menggunakannya. Apakah pada saat ini tidak ada alternatif penggunaan lain yang lebih bagi uang yang kita miliki? Apakah tidak sebaiknya jika kita tabung saja uang tersebut untuk kebutuhan di masa datang atau untuk berjaga-jaga.

          Konsumsi merupakan tindakan pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam menggunakan komoditas berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Mengapa kita harus memahami konsumsi? Membahas konsumsi sangat penting untuk analisis ekonomi jangka panjang maupun jangka pendek suatu negara. Secara agregat, konsumsi merupakan penjumlahan dari pengeluaran seluruh rumah tangga yang ada dalam suatu perekonomian. Dengan mengetahui total pengeluaran suatu perekonomian, maka akan dapat diketahui beberapa masalah penting yang muncul dalam perekonomian, seperti pemerataan pendapatan, efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu perekonomian, masalah-masalah lainnya. Dengan demikian, kita dapat menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum, pengeluaran konsumsi terbagi menjadi konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Namun dalam pembahasan kali ini kita lebih menekankan ada konsumsi rumah tangga, alasannya sebagai berikut. Konsumsi rumah tangga memiliki porsi yang lebih besar dalam pengeluaran agregat jika dibandingkan dengan konsumsi pemerintah Konsumsi rumah tangga bersifat endogen, dalam arti besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Keterkaitan ini akan menghasilkan teori dan makroekonomi sendiri untuk konsumsi/Perkembangan masyarakat begitu cepat menyebabkan perilaku konsumsi juga berubah cepat sehingga pembahasan tentang konsumsi rumah tangga akan tetap relevan. 


BAB III
INVENTASI



















Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan
Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/perbelanjaan yang berikut:
Ì Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
Ì Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
Ì Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi neto.
3.2     Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
ü  Ia sejajar dengan sumbu datar.
ü  Bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi).
Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara lain :
  1.        faktor Sumber Daya Alam, 
  2.      faktor Sumber Daya Manusia,
  3.     faktor stabilitas politik dan perekonomian, guna menjamin kepastian dalam berusaha, 
  4.            faktor kebijakan pemerintah
  5.       faktor kemudahan dalam perizinan.
Dari segi Penanaman Modal Asing, banyak faktor yang menyebabkan timbulnya keengganan masuk investasi ke Indonesia pada saat ini. Faktor-faktor yang dapat menjadi pendukung masuknya arus investasi ke suatu negara, seperti :
  1.          Jaminan keamanan, 
  2.           Stabilitas politik, dan 
  3.            Kepastian hokum.
Tampaknya menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi Indonesia. Bahkan otonomi daerah yang sekarang diterapkan di Indonesia dianggap menjadi permasalahan baru dalam kegiatan investasi di beberapa daerah.
Maka dari itu, Pemerintah mengeluarkan UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967)  untuk menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia adalah wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung luar negeri.
Masuknya perusahaan asing dalam kegiatan investasi di Indonesia dimaksudkan sebagai pelengkap untuk mengisi sektor-sektor usaha dan industri yang belum dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak swasta nasional. Modal asing juga diharapkan secara langsung maupun tidak langsung dapat lebih merangsang dan menggairahkan iklim atau kehidupan dunia usaha, serta dapat dimanfaatkan sebagai upaya menembus jaringan pemasaran internasional melalui jaringan yang mereka miliki. Selanjutnya modal asing diharapkan secara langsung dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi Indonesia. Namun dari segi Penanaman Modal Dalam Negeri, Pemerintah mengeluarkan Ketentuan mengenai Penanaman Modal diatur didalam Undang-undang No. 25 Tahun 2005 tentang Penanaman Modal.
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk membangun rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi residential (rumah baru).
Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga. Investasi juga mengenal harga.
Harga adalah nilai jual atau nilai beli dari sesuatu yang diperdagangkan. Selisih harga beli terhadap harga jual disebut profit margin . Harga terbentuk setelah terjadinya mekanisme pasar, seperti Inventasi dalam pemerintah
Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang oleh pemerintah pusat dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung,yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial dan manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu.
Penanam Modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan Warga Negara Indonesia, badan usaha Negeri, atau pemerintah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal Negeri atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman.
BAB IV 
Keseimbangan Pendapatan Nasional dan  Multiplier Dalam Perekonomian Sederhana




4.1   Pengertian pendapatan nasional
          Dalam analisis makroekonomi selalu digunakan istilahah “pendapatan nasional” atau “national income”dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian dalam konsep tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti produk domestic bruto atau produk nasional bruto. Disamping itu ada arti lain dari “pendapatan nasional” adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Dalam penghitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan produk nasional neto pada harga factor atau secara ringkas pendapatan nasional.
4.2     Beberapa istilah pendapatan nasional
    ۩         Produk Domestic Bruto
Produk domestic bruto (PDB/GDP) dapat diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu. Didalam suatu perekonomian, di negara-negara berkembang, barang dan jasa diproduksi bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut, tetapi oleh penduduk negara lain juga Selain didapati produksi nasional diciptakan oleh factor-faktor produksi yang berasal dari luar negri. Dengan demikian GDP adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh factor-faktor produksi milik negara tersebut dan negara asing.




۩         Produk Nasional Bruto
Produk nasional bruto (PNB), atau dalam bahasa Inggrisnya gross national product (GNP) adalah konsep yamg mempunyai arti hamper sama dengan GDP tetapi memperkirakan jenis pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam menghitung pendapatan PNB bilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksi oleh fakto-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung. Dengan memperhatikan perbedaan di antara hari PDB dan PNB di atas dapatlah dirumuskan sifat hubungan di antara PDB dan PNB yaitu: (PDB=PNB- PFN dari LN)
Ket: PFN dari LN adalah pendapatan factor neto dari luar negri.
    Dalam ilmu ekonomi konvensional, pendapatan nasional dapat dihitung dengan menggunakan angka GNP. Apabila GNP dikurangi penyusutan maka akan di proleh prodak nasional neto (NNP) selanjutnya apabila NNP dikurangi dengan pajak makan akan di peroleh pendapatan nasional.
Tiga pendekatan dalam mengukur besarnya GNP:
  •      Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa 
  •     Nilai barang dan jasa akhir  
  •     Dari pasar factor produksi dengan menjumlahkan penerimaan yang diterima oleh pemilik factor produksi .

Namun sayang penggunaan GNP untuk mengukur pendapatan nasional, kurang dapat menggambarkan tingkat kesejahteran suatu bangsa. Beberapa hal bisa disampaikan mengapa GNP kurang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan suatu bangsa:
ÿ Umumnya hanya prodak yang masuk pasar yang dihitung dalam GNP, sehingga secara akumulasi akan menghasilkan distorsi yang tidak kecil.
ÿ GNP juga tidak menghitung waktu istirahat,padahal ini sangat besar pengaruhnya dalam kesejahteraan. Karena sekain kaya seseorang akan semakin menginginkan waktu istirahat. Ini berarti akan terdapat perbedaan yang sekin besar antara besarnya GNP dengan kesejahteraan. GNP cenderung nilainya lebih rendah dari pada kesejahteraan.
ÿ Kejadian buruk seperti bencana lam tidak dihitung dalam GNP, padahal kejadian tersebut jelas mengurangi kesejahteraan.
ÿ Masalah polusi juga sering tidak dihitung dalam GNP. Polusi yang menimbulkan biaya sosial ini jelas akan mengurangi kesejahteraan, tetapi tidak diperhitungkan dalam GNP.
Dari empat contoh di atas cukup jelas bahwa GNP sungguh sulit digunakan untuk mengukur pendapatan nasional yang sekaligus dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan sutu bangsa.
4.3  Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi. Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara . Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal , yaitu :
f       Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
f       Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
f       Keuntungan perusahaan
f       Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
f       Pendapatan sewa

Ekonomi Sederhana (Tertutup)
Dengan asumsi tidak adanya ekspor dan impor dan tidak ada pemerintah maka komponen permintaan agregat (aggregate demand) atau output sama dengan konsumsi (dengan notasi C) ditambah dengan investasi (dengan notasi I).
  •                  Persamaa


   

Seperti telah disebut diatas output, Y sama dengan income. Persamaan (1) diatas artinya bahwa output yang diproduksi oleh ekonomi sama dengan aggregate demand dimana aggregate demand ini terdiri dari konsumsi dan investasi. Output ini juga sama dengan income yang diterima oleh seorang pelaku ekonomi (misalnya pengusaha) dan digunakan sebagian untuk konsumsi dan sisanya akan digunakan untuk belanja barang modal guna melanjutkan proses produksi berikutnya, belanja ini dikategorikan sebagai investasi untuk memproduksi barang dan jasa selanjutnya. Dengan demikian income (output) dari sisi produsen digunakan untuk konsumsi (C) dan sisanya diinvestasikan (I). Dari sisi alokasi income atau konsumen maka income yang didapat akan digunakan sebagian besar untuk konsumsi dan sisanya akan ditabungkan (S), hal ini karena konsumen tidak mempunyai usaha sendiri seperti halnya dengan produsen.  

  •      Persamaan (2)
     Persamaan yang pertama  adalah komponen aggregate demand atau output dan yang kedua adalah alokasi atau penggunaan income. Atau output yang diproduksi sama dengan output yang dijual dan sama dengan income yang diterima. Income yang diterima digunakan untuk konsumsi dan sisanya ditabung.
  •         Persamaan (3)
     Saving sama dengan investasi, artinya sumber dana untuk investasi berasal dari tabungan. Dari sisi aggregate, konsumen atau private sektor tidak melakukan investasi sendiri terhadap uangnya yang berlebih tetapi pada umumnya akan menyimpan uangnya di Bank sebagai tabungan (S) dan bank akan menyalurkan dana tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan berupa kredit usaha atau investasi (I). Dari sisi individual saving yang dilakukan oleh konsumen tidak berarti akan langsung dialoksikan kepada kegiatan produktif (productive investment), karena keterbatasan yang dimiliki oleh konsumen sehingga mereka memerlukan jasa perbankan untuk melakukan kegiatan tersebut.

1.4    Model Analisis dengan Variabel Investasi dan Tabungan

Model Analisis dengan variabel investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal .Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik . Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
ª Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya.
ª Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah.
ª Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar.
ª Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.

4.4.1  Faktor – faktor yang mempengaruhi besar investasi antara lain:
*   Tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi, dan sebaliknya.
*   Jumlah permintaan. Semakin besar jumlah permintaan konsumen terhadap barang dan jasa, keinginan untuk melakukan investasi juga semakin besar.
*   Perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi juga akan meningkatkan keinginan untuk berinvestasi, karena teknologi yang maju akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan jumlah keuntungan.

4.5     Angka Pengganda.
Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional.  Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi, maka  dengan perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang disebut dengan  koefisien multiplierProses multiplier Adalah adanya perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari keseimbangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
4.6 Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Inflasi dan Pengangguran.
Jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.

Inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga umum dari semua barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Ada tiga jenis inflasi yaitu:
1.    Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)
2.    Inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
3.    Inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjutnya tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
    Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan Kurva Phillip.
     Kurva Phillip merupakan Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya.

Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment). Untuk menggambarkan kurva Phillips di Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran yang ada. Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005. Berdasarkan hasil pengamatan dengan data yang ada, maka kurva Phillips untuk Indonesia terlihat seperti gambar berikut :
     Kurva Phillips untuk Indonesia
A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka, pengangguran berkurang.

Menggunakan pendekatan A.W.Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat pengangguran.


 BAB V
 CONTOH KASUS YANG SEDANG TERJADI




5.1     Inflasi dari BBM Turunkan Kesejahteraan 80% Rakyat

JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sebesar 1.500 rupiah menjadi 6.000 rupiah per liter bisa menyulut tambahan inflasi 3,5 persen dari target inflasi 2012 sebesar 5,6 persen. Hal itu membuat potensi laju kenaikan harga barang dan jasa tahun ini mencapai 9,1 persen.  Kenaikan harga BBM akan membuat pertumbuhan ekonomi negatif karena target tahun 2012 mencapai sekitar 6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari inflasi akan menurunkan kesejahteraan 80-90 persen rakyat yang daya belinya sangat rentan dengan kenaikan harga barang dan jasa. 

Pengamat ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta, Agustinus Prasetyantoko, memperkirakan jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM jenis premium dan solar hingga 1.500 rupiah, inflasi akan menyentuh angka 7-8 persen. Itu artinya, inflasi lebih besar dari pertumbuhan ekonomi tahun ini yang ditargetkan 6,5 persen. 

"Dalam kondisi nega tive growth, daya beli masyarakat menurun, dan itu
     tentunya berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah," ujar dia, di Jakarta, Jumat (9/3). Skenario lain menyebutkan tambahan inflasi yang dipicu kenaikan BBM bisa mencapai 3,5 persen sehingga inflasi menjadi 9,1 persen. 

Padahal, lanjut Prasetyantoko, daya beli masyarakat selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Produk domestik bruto (PDB) lebih dari 50 persen disumbang oleh konsumsi domestik. "Untuk itu, butuh mekanisme fiskal untuk mempertahankan daya beli masyarakat," jelas dia. Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky, menambahkan kenaikan harga BBM tidak hanya memukul kelompok masyarakat bawah, tetapi juga kelompok menengah tengah. Bahkan, sekitar 90 persen masyarakat Indonesia akan menurun daya belinya. "Kalau kelompok masyarakat bawah yang masuk skema BLT (Bantuan Langsung Tunai), BBM naik atau tidak, mereka sudah terganggu daya belinya," ujar dia. 

Yanuar mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup tinggi, sekitar 6,5 persen, dari target awal APBN 2012 sebesar 6,7 persen sebelum diturunkan menjadi 6,5 persen. Akan tetapi, kontribusi pertumbuhan bukan dari kegiatan ekonomi rakyat, melainkan dari sektor keuangan. 

"Taruhlah kombinasi pelaku pasar modal dan perbankan 10 persen. Jadi sebetulnya 90 persen masyarakat rentan terkena dampak kenaikan BBM ini. Kalau 10 persen sisanya, mereka bisa hidup dari transaksi keuangan," tegas dia. 

Ia mengingatkan pemerintah semestinya mencermati fakta bahwa kelompok masyarakat mampu yang lebih tahan dengan dampak inflasi dari kenaikan harga BBM sebenarnya sangat sedikit dibandingkan total penduduk 240 juta jiwa. "Yang jelas, dampak dari kenaikan harga BBM ini bakal menyebar ke mana-mana," jelas Yanuar.

Efisiensi Anggaran 

Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Aris Yunanto, menilai pola
    yang terjadi di Indonesia selama ini adalah laju inflasi terdorong oleh pertumbuhan ekonomi. Namun, yang terjadi sekarang adalah inflasi terjadi lebih dahulu dibanding pertumbuhan. 

Aris mengingatkan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan pelajaran bagi pengelolaan anggaran. Pertama, dalam perencanaan anggaran. Kedua, efisiensi belanja pemerintah. Ketiga, pemerintah harus mampu meningkatkan produksi minyak dan gas dan tengah terus meningkatnya kebutuhan BBM. 

Bahkan, pemerintah kerap memberikan terminologi yang salah soal subsidi BBM. Faktanya, biaya produksi BBM di Indonesia lebih rendah dari harga jual sehingga tidak ada unsur subsidinya. Bahkan, harga premium 6.000 per liter sejatinya setara dengan harga minyak 104 dollar AS per barel. 

Dengan demikian, tidak ada lagi subsidi negara. Aris juga menilai pemerintah tidak berkutik sehingga mengurangi hak rakyat mendapatkan fasilitas negara, namun memosisikan diri tidak berdaya untuk menekan penambahan utang. Dalam APBN-P 2012, pembayaran utang pokok dan bunga utang mencapai total 170 triliun rupiah. 

Menurut Yanuar, ancaman APBN yang kolaps jika tanpa menaikkan harga BBM, terjadi akibat desain kebijakan anggaran salah sejak awal. Pemerintah tidak memiliki manajemen risiko untuk mengatasi gejolak harga minyak dunia. Karena itu, sangat tidak adil kalau kesalahan pemerintah ini dibebankan pada rakyat.

BAB VI
KESIMPULAN


Pertumbuhan ekonomi diperoleh dari hasil pendapatan nasional. Konsumsi , tabungan dan Inventasi maupun Barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap golongan masyarakat dalam suatu negara yang dijual kepada orang lain disebut produk nasional. Apabila produk nasional dinilai dengan uang disebut pendapatan nasional. Produk nasional maupun pendapatan nasional perlu dihitung untuk mengetahui kemajuan ekonomi dalam suatu negara.
Produk nasional terdiri atas bermacam-macam produk yang jenisnya berbeda-beda. Tidak ada satuan alat ukur yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu, alat ukur yang paling mudah adalah harga. Dengan menilai setiap produk dengan harga, maka kita dapat mengetahui besarnya pendapatan nasional dalam suatu negara.
    Salah satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran. Hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agregat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga barang, masyarakat akan lebih susah untuk mendapatkan barang tersebut walaupun pemerintah membuat program untuk membantu orang yang kurang mampu, dengan membagikan bantuan lagsung tunai (BLT), tingkat inflasi yang semakin berkurang meresahkan masyarakat kerana tingkat pengangguran yang semakin banyak Karena banyak perusahaan yang membatasi jumlah tenaga kerja. 

Oleh         : Boyen Tampubolon